“Baru-baru ini kami lakukan financial closing untuk sindikasi senilai dalam waktu dekat kami akan tanda tangan karena dalam proses book deal-nya senilai US$ 500 juta dari sindikasi bank-bank multinational,” tutur Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad dalam sedaring economic update dengan tema 'Wajah Perekonomian Indonesia Pada Era New Normal' di Jakarta, Senin (27/7).
Menurutnya di tengah kondisi Covid-19, pinjaman ke badan usaha aktivitasnya melesu. Oleh karena itu PT SMI lebih banyak mengandalkan dari sumber dana, baik obligasi dan perbankan.
“Kebetulan pinjaman ke badan usaha ini suku bunga floating sehingga ke depan, kami lebih andalkan pada pinjaman perbankan”tuturnya.
Menurutnya selama ini PT SMI juga sudah memiliki komitmen dari pihak multilateral seperti Bank Dunia maupun Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menjadi rekan pendanaan di PT SMI. Selain itu, PT SMI juga mendapatkan pendanaan dari penerbitan obligasi, sehingga bisa membiayai proyek-proyek infrastruktur di daerah.
“Selama ini sudah komitmen dari pihak multilateral seperti bank dunia, nanti juga ada dari ADB, itu utamanya menjadi our reliable partner dari segi funding untuk pinjaman daerah reguler. Tentu bisa juga di blend dengan penerbitan obligasi karena pasar obligasi saat ini juga sedang menarik. Sama halnya ketika baru-baru ini menerbitkan obligasi 1,5 triliun,”jelasnya.
Bahkan khusus untuk daerah saat ini PT SMI menyalurkan pinjaman untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN) di daerah senilai Rp10 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah pusat.
"Kami untuk menyukseskan pinjaman daerah dari program PEN yang memang sumber daya utamanya dari APBN. Kalau Rp10 triliun sukses dan ada animo lagi, apalagi bunga murah, bisa jadi kami akan tambah perolehan pinjaman kami dari pemerinah yang juga bunganya murah. Itu salah satu alternative,"ujarnya.
Sementara untuk pendanaan kepada pemerintah daerah, PT SMI saat ini fokus menyalurkan pinjaman ke daerah demi pemulihan ekonomi nasional. Kemarin PT SMI melakukan perjanjian kerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta dan Jawa Barat, dengan total dana pinjaman Rp 16,5 triliun hingga 2021.
Secara rinci, DKI mendapatkan pinjaman Rp 12,5 triliun. Kemudian untuk tahun ini, DKI mendapatkan Rp 4,5 triliun dan tahun depan Rp 8 triliun. Sementara Jawa Barat mendapatkan Rp 1,9 triliun tahun ini dan Rp 2,09 triliun di 2021.
Sumber
Sumber
Post a Comment
Post a Comment